Blogger Widgets

Hunting Ilmu di Radar Surabaya



Surabaya – Para peserta Pelatihan Jurnalis Tingkat Lanjut Fakultas Teknologi Informasi ITS sangat beruntung, di hari pertama pelatihan, peserta mendapatkan kesempatan berkunjung ke kantor redaksi Radar Surabaya, salah satu media cetak ternama di kota Pahlawan ini. Kedatangan para peserta ini disambut hangat oleh Penanggung jawab redaksi Radar Surabaya, Ibu Ofi dan BaPak Fail selaku Manajemen Pemasaran. Kemudian para peserta mendengarkan pengantar dari ibu Ofi mengenai Sekilas tentnag Radar Surabaya.  Radar Surabaya yang sejatinya bernama Koran revormasi suara Indonesia di tahun 98’ , mulai 2001 di ambil alih oleh Jawa Pos. Radar Surabaya memberikan berita hangat mengenai kota Pahlawan ini, dengan memuat 3 halaman mengenai Surabaya, kemudian tentang Jawa Timur, EKonomi, kuliner dan masih banyak lagi. “Saat ini halaman yang sedang ramai diminati yakni panggung demokrasi” ujar Ibu Ofi. Sayangnya beliau tidak bias berlama-lama, karena masih banyak pekerjaan yang menantinya. Materi pun dilanjutkan oleh BaPak Fail, beliau banyak menekankan tentang sosok Wartawan.

Wartawan, bisa dibilang salah satu profesi yang cukup unik. Dimana kebanyakan yang dapat bertahan bertahun-tahun dengan profesi ini hanyalah orang-orang yang memang hobi dengan hal-hal jurnalistik. Namun dibalik itu semua banyak hal-hal menarik yang mungkin tidak dapat diduga sebelumnya. Salah satunya adalah memburu sebuah moment. “ketika ada orang kecelakan, foto dulu baru meolong” ujar beliau. Mungkin kedengarannya tidak manusiawi, namun beliau menegaskan ketika menjadi seorag wartawan bertingkah-lakulah layaknya wartawan. Selain itu beliau juga mencontohkan bagaimana mencari informasi dengan melakukan penyamaran. “kalau mencari berita unik tentang perceraian ya duduk bergabung dengan orang-orang disana, kemudian mengakrabkan diri” kata Pak Fail dengan sedikit bercanda. Tidak hanya itu, Pak Fail juga menceritakan pengalaman-pengalamnnya dalam memuat berita. Mulai dari harus berurusan dengan Keluarga Cendana, Dialarang keluar kantor selama 2 minggu, berurusan dengan TNI hingga ditantang berkelahi. 

Selain bercerita tentang pengalamnya yang wah ditelinga para peserta, beliau juga berbagi ilmu bagi para wartawan pemula. Dalam minggu pertama, diharuskan mencari berita apa saja, setelah menulis dan diberikan kepada redaktor, jika memang sesuai akan dimuat di media cetak, kemudian  wartawan tersebut harus membaca, meneliti, dan belajar dari berita yang sudah dimuat tadi. Seiring berjalanya waktu, jika sudah sesuai dengan harapan redaktor, maka wartawan-wartawan pemula tadi akan dibagi menurut posting-posting, seperti krminal, ekonomi dan lain-lain. Selain itu dalam mencari berita, seorang wartawan bisa mendapatkan berita karena penugasan, namun bisa juga dari sekedar hunting saja. Ada pula kasus wartawan yang hanya mendapatkan foto kejadian tanpa informasi mengenai kejadian tersebut. Hal ini bisa dikarenakan narasuber belum dapat dihubungi. Dalam hal ini wartawan dapat menceritakan tempat, dan proses pengambilan gambar tanpa memberikan opini karena harus bisa dipertanggung jawabkan. Kasus lain seorang wartawan yang kurang berpengalaman adalah setelah susah payah mewawancarai narasumber ternyata beritanya tidak dimuat di media cetak. “kegagalan dalam melakukan wawancara bisa dikarenakan kesalahan wartawan, atau pun narasumber. Wartawan memberian pertanyaan yang kurang mendalam dan narasumber yang menjawab terlalu panjang (ngelantur) “ ujar Pak Fail. 

Setelah puas berbagi ilmu dengan Pak Fail, peserta dibagi dalam beberapa kelompok. Kemudian masing-masing kelompok mendatangi karyawan yang sedang bekerja untuk bertanya-tanya langsung. “sehari bisa 4 sampai 5 desain layout” kata Mas Rizal, salah satu layouter Radar Surabaya. Beliau juga menuturkan bahwa dalam melayout haru memperhatikan headline, foto A, foto B dan masih banyak lagi. Layouter redaksi Radar Surabaya mengaku setiap hari mendapatkan tugas melayout halaman yang berbeda-beda. “kadang-kadang desain layout olahraga, panggung demokrasi. Gak tentu” ujarnya. Setelah cukup lama berbincang, peserta pun mengundurkan diri, di akhiri dengan foto bersama serta penyerahan souvenir.

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 Unthinkabled by Many PeopleTemplate by : UrangkuraiPowered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.